Rabu, 07 Mei 2008

Wanita Penghapal Al-Qur'an

Wanita Penghafal Al-Qur'an
, ditulis oleh MT Aminudin
Tuesday, 05 June 2007

Ia sudah menyelesaikan studinya di pondok Tahfidzul Qur'an. Di sebelah tangannya, ia membawa Kitabullah. Sementara di sebelah tangannya yang lain ia membawa kotak amal. Sebelum dan sesudahnya, ia memang sudah memendam cita-cita Islam, cita-cita saudara-saudaranya kaum muslimin.

Ia tidak membeli kotak amal itu untuk dimakannya sendiri.
Ia membelinya agar ia sendiri bisa menginfakkan sebagian hartanya fi sabilillah.
Agar ketika makan, ia bisa mengingat saudara-saudaranya kaum muslimin di berbagai belahan dunia dan memikirkan cara menolong mereka dari kesengsaraan akibat rasa lapar dan sakit. Agar Allah berkenan menjadikan benda itu sebagai saksi baginya di Hari Kiamat nanti.
Namun kali ini ia keluar dari pondok penuh berkah ini untuk menyerahkan dirinya disambut Yang Memberi segala karunia.

Ia dipilih oleh Allah untuk berpulang ke hadiratnya. Kamipun mengira demikian, dan kami tidak berniat menganggap suci seseorang di hadapan Allah.
Tiba-tiba sebuah mobil yang dikendarai oleh supir nekat menghantam tubuh yang suci itu sehingga tubuhnya terpental di atas tanah.
Mushaf Al-Qur'an di tangan kanannya terjatuh sementara kotak amal di tangan kirinya juga berlumuran isinya.
Memang jantungnya masih berdetak, tanda ia masih hidup.

Ia segera dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Saat itu adalah hari Ahad. Pada hari Jum'at, nyawanya berpulang ke rahmatullah.

Semoga Allah memberikan rahmatnya kepada sang penghafal Al-Qur'an. Ia tidak sedang membawa kaset porno atau majalah cabul. Ia juga tidak sedang keluar ke night club, diskotik atau pasar di mana ia berdesak-desakan dalam keadaan membuka wajah dan berdandan bebas. Ia baru saja keluar dari Taman Al-Qur'an.

Wahai wanita penghafal Al-Quran.
Selamat, terimalah kabar gembira dari Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam,"Dari Abdullah bin Amru radhiallahu anhu diriwayatkan bahwa ia menceritakan: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:"Setiap muslim yang meninggal di hari Jumat atau malam jumat, pasti akan dipelihara oleh Allah dari siksa kubur." (Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad nomor 6582 dan Attirmidzi dalam kitab Al-Janaiz bab: Orang yang meninggal di hari Jumat)

Tidurlah dengan tenang dan tentram, wahai saudariku.

Diambil dari: Serambi Kematian, Kumpulan Kisah-kisah Sakratul Maut dan Beberapa Nasihat Tentang Kematian, Syaikh Muhammad bin Abdurrahman Al-Musnid, Daarul Iman

Sabtu, 03 Mei 2008

Islam adalah Kerinduanku

Islam adalah Kerinduanku

Pesankan Aku Tempat Di Neraka !!!

Sumber: http://www.icmi.or.id/Kamis, 01 Juli 2004

Sebuah kisah dimusim panas yang menyengat.
Seorang kolumnis majalah Al Manarmengisahkannya...

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat.
Terutama bagi muslimah, untuk tetapmempertahankan pakaian kesopanannnya.
Gerah danpanas tak lantas menjadikannya menggadaikan akhlak.
Berbeda dengan musim dingin, denganmenutup telinga dan leher kehangatan badan bisa dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.

Dalam sebuah perjalanan yangcukup panjang,Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus.
Ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat.
Karena menantang kesopanan....
Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar.
Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang 'perhatian' kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapaksetengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan.
Bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya.
Disamping pakaian seperti itu juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan.
Tahukah Anda apa respon perempuan muda tersebut?
Dengan ketersinggungan yang sangat, ia mengekspresikan kemarahannya.
Karena merasa privasinya terusik.
Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang.
"Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolongpesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!!
Sebuah respon yang sangat frontal.Dan sang bapak pun hanya beristighfar.
Ia terusmenggumamkan kalimat-kalimat Allah.


Detik-detik berikutnya suasanapun hening.
Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpinya.
Tak terkecuali perempuan muda itu.
Hingga sampailah perjalanan dipenghujung tujuan.
Di terminal akhir mikrobus Alexandria.
Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun.
Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tertidur.
Ia berada didekat pintu keluar.
"Bangunkan saja!"begitu kira-kira permintaan para penumpang.
Tahukah apa yang terjadi.
Perempuan muda tersebut benar-benar tak bangun lagi.
Ia menemui ajalnya.
Dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk disampingnya.

Sebuah akhir yang menakutkan.
Mati dalam keadaan menantang Tuhan.
Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya....
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat...
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk... Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaanAllah...
Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat denganNYA semakin dekat.
Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar...
mumpung kesempatan itu masih ada.


"Sesungguhnya penasehat yang paling baik bagi kehidupan itu adalah kematian...."